Pages

Rabu, 19 Januari 2022

Kisah Cinta Sederhana (part 4)


Aku bolak balik mengecek layar HP ku, berharap mas Rido bisa balas SMS ku dengan cepat, dia harus jelasin maksud dia kirim postingan di wall di facebook ku. Lalu tiba tiba HP ku berdering, ada panggilan masuk. 

"Assalamualikum"
"Waalaikumsalam" Jawab ku ketus
"Kenapa sih pagi pagi udah marah cinta ku"
"Ih sumpah ya mas, kamu tuh gak bisa ya kalau jaga rahasia? "
"Rahasia apa sih?"
"Rahasia kita! Kan aku bilang jangan dulu orang tau hubungan kita, aku belum siap mas, kamu bangga ya bisa dapetin aku? " Tanya ku dengan nada marah
"Ya bangga lah cinta, atuh kan mas jadi sang pemenang sejati he... He udah santai aja"
"Ah udalah masih pagi, takut mood aku rusak" Ku matikan telpon dan bergegas mengecek lagi facebook ku. Ahh pasrah, besok pasti aku jadi bahan gosip di kampus,  aku harus segera menyiapkan mental untuk itu. 
***

Aku turun dari angkot, berjalan menunduk dengan langkah cepat, ingin rasanya aku menghilang saja hari ini, pasti hari ini jadi hari berat buat ku. 

Ruang kuliah ku berada paling ujung melewati banyak tempat dan kumpulan orang orang yang menunggu masuk matkul siang ini, sepintas aku melihat cowok berjas hijau yang beda jurusan dengan ku. Cowok tinggi berkulit putih ini beberapa waktu lalu bahkan menyatakan cinta nya padaku, tapi aku tolak. Kenapa? KENAPA AKU TOLAK? padahal wajahnya terbilang tampan,  motornya bagus, anaknya baik dan perhatian. Wah sungguh aku terlalu mematok level tinggi dalam mencari pasangan hingga akhirnya tersandung karma. 

Lalu dering telpon menyadarkan ku, buru buru ku angkat. 
"Cinta dimana? Mas baru selesai kelas nih"
"Aku baru mau masuk ini masih jalan ke gedung baru"
Aku melewati ruangan ruangan di gedung ini dengan perasaan takut, dan yaah aku dapat jackpot karena di belokan kelas bertemu dengan Mas rido dan kedua sahabat nya, Andri dan Azis
"Eh ketemu disini... Mas mau ke kantin dulu yah makan dulu laper, habis dzhur ada seminar di Aula mini, cinta dateng gak? "
"Eh iya belum tau mas, kalau gak ada jadwal kuliah nanti aku kesana juga" Aku sedikit gugup "Aku ke kelas dulu ya" Aku pamit sambil lari masuk ruangan kelas
***
Hening... 
Suasana kelas jadi hening. Aku tau gosip ini sudah tersebar, mengingat mas rido juga salah satu mahasiswa populer di kampus, populer karena ke unikannya, dan karena dia jago bahasa inggris juga. 

Aku mengambil tempat duduk di sebelah sahabat ku, Intan namanya. Memilih duduk dekat Intan karena orangnya pendiam gak banyak bicara, aku lagi males ngobrol banyak soalnya. 
"Des, habis matkul ini mau ikut seminar gak?" Tanya intan
"Kalau yang lain ikut, aku ikut juga tan"
"Kayaknya pada ikut deh, kan katanya bisa nambah soft skill"
"Oh oke deh nanti bareng bareng ya" Aku tertunduk lesu, membayangkan akan berada di suatu ruangan yang sama dengan mas rido dan kawan kawan nya. Aahh apa aku kabur aja ya? 

***
Aku dan sahabat sahabatku berjalan memasuki Aula mini, aku mengambil tempat dibelakang, di ikuti mas rido dan teman teman kelas nya. 

"Chinta kuu yang cantik dan sholehah" Tiba tiba teman cewek sekelasnya berdiri memeragakan postingan mas rido kemarin dengan gaya bak sedang berpuisi

Orang orang yang sadar dengan itu langsung tertawa. Sumpah kalaupun ini bercanda, sama sekali nggak lucu buat aku. Aku bahkan cuma bisa senyum meski dalam hati sudah ingin keluar dari ruangan ini. 
***
"Mas anter pulang ya cinta? " Dia menawarkan diri
"Nggak usah mas, aku naik angkot sendiri aja" Jawaban ku sungguh tidak ramah, ingin menunjukan kalau aku tidak nyaman dengan kondisi tadi di ruangan. 
"Ya udah kabarin ya kalau udah sampai, nanti mas telpon"
Aku tidak menjawab, hanya menaikan alis tanda aku udah ingin cepat cepat pulang. 
Selama perjalanan di angkot hati ku terasa panas, aku sudah tak bisa berpura pura aku baik baik saja. 
Aku mengirim SMS, mengetik lalu di hapus lagi, mengetik lagi lalu ku hapus lagi. Lalu mantap aku kirimkan pesan ini :

"Mas, maafin aku. Tapi lebih baik kita putus aja, kayaknya kita gak cocok dan sejalan, temen temen kamu juga banyak yg ledekin aku, jujur aku gak enak"

SMS terkirim, akupun segera me non aktifkan HP ku. Menikmati sisa perjalanan di angkot dengan mata merah dan basah. 

Ya, aku yakin kita memang harus putus... 

*Bersambung.... 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar