Pages

Selasa, 01 Maret 2022

Kisah Cinta Sederhana Part 24


Aku di tawari salah satu teman kampus ku, A irma namanya, untuk menjadi salah satu vokalis di group band religinya. 

Aku yang memang sudah hobi menyanyi sejak duduk di bangku sekolah dasar ini tentunya tidak akan menolak tawaran ini, terlebih band nya pop religi, aman. Asal jangan aliran dangdut. 

Meski sejak kelas 2 SD aku sudah berkecimpung di panggung dangdut, ya aku memang mantan artis cilik dangdut yang manggung kesana kemari sejak kecil, selalu di kawal oleh bapak yang juga seorang TNI. 

Mamah dan Bapak mendukung penuh bakat menyanyi ku. Bapak sengaja membeli sound besar beserta mic dan kaset CD lagu lagu dangdut karaoke agar aku bisa berlatih menyanyi. Karena dukungan penuh orang tua pula, sejak kelas 2 SD aku sudah bisa menjuarai berbagai kompetisi menyanyi termasuk kompetisi yang di adakan dinas pendidikan. Prestasiku sudah melenggang ke tingkat kabupaten berkali kali, walau selalu gagal naik ke tingkat provinsi. 

Aku segera menelpon mas rido ingin memberikan kabar baik ini, sebagai anak muda yang selalu ingin mencoba hal dan pengalaman baru, semangat ku selalu menggebu gebu. 

"mas, boleh gak? " Tanya ku setelah kuceritakan panjang lebar tentang rencana ku masuk ke group band Religi the badr
"Cinta bakalan nyaman? Dari yang mas denger tadi sepertinya cinta akan jadi satu satunya personil perempuan disana" Jawabnya
"Nggak apa apa sih aku nyaman nyaman aja, aku juga kenal orang orangnya kok, bahkan pemimpin band ini guru ngaji juga loh, meski belum nikah sih" Jelas ku
"Latihannya kapan? Jam berapa? "
"Kata a irma sih mulai malam minggu ini, karena kita ada perform 3 minggu lagi"
"Mas gak bisa anter cinta latihan kalau malam minggu, cinta kan tau mas ke Jakarta setiap weekend" Nadanya mulai tidak bersahabat
"A irma bisa anter jemput aku kok katanya mas, gak lama latihannya paling sampe jam 9 malem" Aku ngotot, karena jujur naik ke panggung lagi adalah salah satu impian ku. Maklum aku sudah vaccum terlalu lama, terakhir aku menyalurkan bakat menyanyi ku sejak kelas 6 SD, lalu aku pensiun menjadi artis dangdut sejak itu. 

"Ya udah terserah cinta, yang penting cinta nyaman" Aku tau dia tidak sepenuhnya mendukung ku kali ini, tapi aku akan tetap maju dengan keputusan ku. 

***
Sejak pagi aku sibuk mengerjakan tugas dan kuis mata kuliah pemasaran, aku bersemangat menyelesaikan tugas tugas ku karena malam ini perdana aku latihan Band. Dan besok hari minggu aku berencana membawa anak anak kursusan ku untuk belajar outdoor di salah satu tempat wisata kolam renang. 

Sampai siang ini mas rido belum ada kabar, entah itu berupa SMS, chat atau telpon. Mungkin dia sibuk, karena hari sabtu memang jadwal nya mengajar di kursusan Jakarta. 
Aku pun masih merasa kesal karena aku merasa kali ini dia tidak benar benar mendukung keputusan ku. 
Terserah lah, dia mau kasih kabar atau enggak aku pun sedang sibuk juga disini. 

HP ku bergetar, segera ku raih dengan bersemangat
"Des, Aa jemput habis isya" Aku membaca pesan di layar HP ku,  ada sedikit perasaan kecewa, karena ku fikir tadi yang mengirim pesan adalah mas Rido, ternyata a Irma. 
"Okey aa, kabarin yaa nanti kalau udah jalan, biar aku nunggu di depan Gang aja" Aku mengetik balasan sms ku. 
Aku kembali sibuk dengan tugas tugas ku, lalu iseng membuka Facebook untuk mengecek jejak online mas rido di chat. 
Dan ternyata dia aktif 30 menit yang lalu, dan tidak mengirimi ku satu chat pun? Keterlaluan. 
Baik, aku pun bisa melakukan hal yang sama, jangan fikir cuma dia aja yang bisa menghilang tanpa kabar. 
***
Aku datang ke studio latihan setelah isya, group musik ini sudah punya studio sendiri, ruangannya tidak terlalu besar tapi sangat cukup untuk kami latihan. 
Aku mulai test vocal dengan menyanyi solo, sudah kuhafal list lagu solo, duet dan group ku selama seminggu ini. 
Tidak ada kendala, semuanya berjalan lancar dan tenang, aku pun sudah mulai akrab dengan personil lainnya selain a irma sang drummer. 
Waktu sudah menunjukan jam 9 lewat 15 menit, aku mengecek layar HP ku. Masih belum ada tanda tanda kehidupan dari mas Rido, aku menghela nafas kesal lalu segera memasukan HP ku kembali ke dalam tas. 

"Kamu udah izin belum sama mas Rido ikut latihan ini?" Tanya a irma di perjalanan pulang
"udah sih" Jawab ku singkat, mood ku sedang rusak
"Dia gak marah kamu di anter jemput Aa? "
"Enggak sih kayaknya a" Mana mungkin dia marah, a irma ini salah satu teman yang sering dilibatkan di berbagai acara nya, termasuk acara terakhir seminar bahasa inggris nya. 
Aku sama a irma dekat hanya sebatas teman, tapi dia memang tipe cowok humble dan supel hampir semua cewek sangat gampang dekat dengan nya, karena jujur orang nya asyik juga. 
Wait, mas Rido cemburu sama a irma? 

Tapi nggak mungkin. Mas Rido adalah orang paling percaya diri sedunia, dia selalu percaya gak akan pernah ada cowok lain sebaik dia yang bisa buat aku jatuh cinta, makanya dia gak pernah cemburuan meski aku dekat dengan cowok manapun di kampus. 
"Ya syukur kalau dia gak marah, kapan kapan ajakin dong dia main ke studio, biar kenal sama personil lain, siapa tau dia khawatir karena kamu cewek sendirian kan, kalau udah kenal pasti dia juga tenang" Kata a irma
Iya, mungkin sebaiknya begitu. Karena mas Rido cuma kenal sama A irma dan gak kenal sama personil lainnya, mungkin itu membuatnya khawatir. 

Aku menutup pintu kamar, melempar kan tas dan menjatuhkan diriku di kasur. 
Aku mencoba menarik nafas panjang lalu berakhir senggukan, aku bahkan tidak bisa lagi membendung air mata yang jatuh begitu saja. 
Sekali lagi aku membuka layar HP ku dan tidak ada notif apapun disana, 
Aku segera mengetik SMS pendek lalu mengirimkannya segera ke kontak tujuan. 
-----MAS KAMU JAHAAATTTT!!! ----

**Bersambung