Pages

Minggu, 30 Januari 2022

Kisah Cinta Sederhana (part 14)


Hari ini untuk pertamakali nya kita berdua mencoba peruntungan membuka stand makanan di acara Manakiban.
Setelah sebelumnya kita berdua sering bereksperimen, mulai dari mencampurkan susu dengan gula cair dan essence buah, sampai mendapatkan takaran manis dan rasa yang pas.
Lalu entah sudah berapa kali juga aku praktek membuat jamur crispy dirumah, sampai ketemu trik agar crispy nya bertahan lama. Kita  juga pilih pilih tambahan bumbu sebagai variasi rasa nya, dan munculah 3 varian rasa di menu jamur crispy kita : Original, balado, keju dan jagung.

Selesai perkuliahan kita langsung meluncur ke area Pesantren, beres beres stand di bantu teman teman mas rido.
Sementara Mas Rido mengambil stok susu segar ke salah satu tempat penampungan susu , aku sudah bersiap siap mengeluarkan bahan bahan untuk jamur crispy

Setelah stock susu datang, aku menunda dulu pekerjaan utama ku sebagi chef Jamur, membantu mas Rido menghangatkan susu di panci besar. Lalu memindahkan nya sebagian ke Teko plastik agar mudah dituang kalau ada yang beli.

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, belum ada pengunjung yang tertarik membeli dagangan kita. Jujur mental ku mulai down, saat itu aku sudah beres menggoreng satu toples besar jamur, kalau nggak ada yang beli sayang sekali. Mas rido juga sudah nyetock sekitar 20liter susu segar.

Akhirnya, mas rido dengan ide cemerlang nya merekam suara  di laptop, begini bunyinya : "susu murni dua ribu, dua ribu" Lalu dia pasang sound kecil, menyetel berulang ulang rekaman suara nya dengan volume yang cukup bisa di dengar oleh orang orang yang lewat di sekitaran stand kita.

Dari situlah pembeli satu persatu mulai berjualan, ada yang beli cup kecil seharga dua ribu rupiah, ada yang beli cup sedang seharga 5000 rupiah, ada yang minta hangat atau dingin, ada yang request rasa original, melon dan strawbery.

Seiring banyak nya pembeli susu murni, ternyata menarik orang untuk membeli jamur crispy juga, satu toples besar yang tadi ku buat, habis sebelum waktu magrib.
Setelah ikut sholat magrib di kosan salah satu sahabatku, Ema namanya. Aku kembali bergelut membuat jamur crispy dengan begitu bersemangat, kita benar benar sibuk dengan job masing masing, mas Rido dengan susu murni nya yang entah bagaimana langsung diserbu anak anak dan orang dewasa, orang orang berkumpul mengantri didepan stand sederhana kita, sungguh aku takjub melihatnya.
***
Aku sudah izin untuk pulang malam hari ini karena sedang belajar berjualan, dan sudah minta tolong bapak untuk jemput di area manakib jam 8 malam.

Waktu rasanya berlalu cepat, aku masih melayani beberapa pembeli saat bapak menelpon : "bapak udah di pesantren, Enci dimana? " Enci adalah nama panggilan ku dirumah.
"Masih  jualan pak, masuk aja aku di depan asrama putra stand nya pak" Lalu aku menutup telpon, kembali melanjutkan pekerjaan ku.

Aku sekilas melihat sosok Bapak sudah ada disamping stand, duduk di stand sebelah yang menjual kopi. Aku memberi isyarat untuk menunggu sebentar.

"Mas, ada bapak jemput aku" Bisik ku
"Oh iya cinta, mas beresin dulu ini" Katanya sambil cekatan menuangkan susu ke cup cup kecil
Setelah stand mulai sepi, mas Rido mendekati tempat duduk bapak. Lalu cium tangan sambil memperkenalkan diri
"Saya Ridho pak, maaf ini desy jadi pulang malam karena bantuin saya jualan"
Sebenernya bapak juga sudah tau sedikit banyak tentang mas Rido, aku sudah cerita sedikit sedikit. Tapi ini pertamakalinya bapak bertemu Mas Rido
"Nggak apa apa, justru bagus desy jadi ada kegiatan posititif" Kata bapak dengan gaya dan suara khas nya
"Mas, aku pamit ya udah kemaleman"
"Iya siap, makasih ya udah bantuin mas, makasih juga pak desy udah di izinin ikut jualan" Mas Rido tersenyum dengan gaya khasnya juga
"Sama sama, bapak malah seneng desy belajar jualan biar tau susah nya cari uang" Kata bapak bercanda.
Aku tertawa kecil, lalu pamit pulang bersama bapak.
Hari ini aku mendapat pengalaman baru lagi, meski badan ku terasa remuk, tapi aku merasa puas dan bahagia.

Pertemuan Bapak dengan Mas Rido malam ini juga di momen yang sangat tepat, secara tidak langsung bapak melihat kegigihan mas Rido berjualan, melihat ekspresi wajah dan nada bicara nya bapak, dipastikan bapak bisa dengan mudah menerima Mas Rido masuk di kehidupan anak nya.

*bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar