"Cinta, ini buat jajan" Dia membuka tangan ku lalu menaruh uang 50ribu di genggamanku
"Loh gak usah mas, gak apa apa" Aku menatapnya sambil mengembalikan uang
"Ini karena cinta juga kemarin ikut capek bantuin mas jagain stand, anggap aja ini uang gajian cinta, maaf ya mas belum bisa kasih banyak"
"Ih gak apa apa mas, makasih yaa"
"Tau gak kemarin susu murni nya terjual 90 liter loh cinta, jamur nya juga habis 7kg. Awal yang bagus ya"
"Waahh aku ikut seneng ya mas, mudah mudahan bulan depan lancar lagi jualannya"
"Aamiin, oh ya cinta rencana nya mas mau jualan jamur dan susu di area kampus, mas udah ngobrol sama pihak kampus dan kita gak perlu sewa tempat" Matanya berbinar binar
"Bagus dong mas, aku siap bantu"
"Cinta bantuin mas jualan di manakib aja sebulan sekali, kalau buat di kampus nanti mas cari yang kerja. Mas gak mau kuliah cinta keganggu"
"Oh oke mas, mudah mudahan lancar ya mas" Aku tersenyum tulus. Aku selalu salut dengan cara berfikirnya, dengan keberanian dan semangat nya. "Di masa depan, pasti dia jadi orang sukses, dan semoga aku menjadi salah satu orang yang mengantarkannya ke gerbang kesuksesan" Kataku dalam hati.
"Oh ya cinta ada satu kabar baik lagi" Katanya
"Apa mas? "
"Mas dikasih uang sama bapak, rencananya uangnya mau mas beliin motor, jadi kita nanti bisa jalan jalan pake motor sendiri"
"Wah beneran mas? "
"Iya beneran, tapi cinta jangan mikir mas mau beli motor bagus ya, uangnya gak banyak tapi cukup buat beli motor bekas"
"Gak apa apa mas, mas mau punya motor aja aku udah seneng banget, jadi kita gak perlu minjem lagi sama Ambar atau a Windu kalau mau jalan jalan" Aku tertawa sumringah, membayangkan nanti bisa lebih sering jalan jalan dan diantar pulang sama pacar
***
Aku sudah di perjalanan pulang naik angkot, jarak dari kampus ke rumah cukup jauh, bisa satu jam kalau naik kendaraan umum.
Di angkot ini biasanya aku sering melamun, kadang dapat inspirasi juga. Nah di perjalanan kali ini aku terfikir untuk jualan makanan, kebetulan sekali adik ku masih duduk di Bangku SMK. Makanan pedas dengan harga seribuan bakalan jadi produk yang pas untuk anak anak SMK.
Sesampainya dirumah aku langsung ngobrol dengan adik perempuanku. Ku tanya apa dia bersedia di titipin barang jualan, dan ternyata dia setuju. Alhamdulillah adik ku bukan tipe anak yang gengsian jadi jalan ku untuk jualan makanan terlihat akan mulus.
Aku terfikir untuk menjual cimol goang basah, karena itu salah satu keahlian ku di bidang cemilan selain jamur crispy. Aku dan adik ku selalu iseng iseng membuat cemilan kalau hari libur, cimol goang salah satunya. Aku sudah lumayan handal membuatnya, hafal di luar kepala.
Setelah beres ngajar di kursusan, aku segera belanja ke warung grosiran untuk membeli tapioka, terigu, penyedap dan plastik pembungkus.
Lalu mampir ke warung belakang rumah untuk membeli bawang putih, bawang merah, kencur, dan cabe rawit.
Aku hitung semua modal dan ku prediksi kan harus jadi berapa bungkus untuk harga jual 1000 agar bisa mendapatkan untung.
Malam itu juga aku langsung eksekusi, ku campur terigu dan tapioka di baskom besar, di guyur dengan air panas sambil di aduk, tak lupa pakai garam dan penyedap. Setelah adonan kalis, aku bentuk bulat kecil kecil seukura cimol pada umumnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 11 malam, aku baru beres membulat bulatkan adonan, sementara orang orang rumah sudah lelap tidur dari jam 9. "Waahh cari uang memang gak gampang" Gumamku dalam hati. Aku segera menutup adonan yang sudah dibentuk dengan plastik bersih, lalu bergegas ke kamar mandi untuk gosok gigi, cuci tangan dan tidur.
***
Keesokan paginya, aku bangun lebih awal. setelah sholat subuh aku bergegas ke dapur mendahului mamah. Aku ulek bumbu bumbu menggunakan ulekan kayu, ah akan lebih gampang kalau mamah punya ulekan batu.
Selagi mengulek bumbu, aku merebus cimol yang semalam sudah ku bentuk. Ya memang cimolnya direbus bukan digoreng.
Setelah bumbu halus aku tumis sampai matang baru cimol nya aku aduk kedalam bumbu. Belum berhenti sampai disitu, setelah cimol hangat, aku lanjut membungkusnya kedalam plastik plastik kecil, hari ini sesuai prediksi, jadinya 30 bungkus. Aku titip ke adik ku dengan harga 800 rupiah, jadi dia punya keuntungan 200 rupiah sebagai penjual.
Setelah beres, aku bergegas mandi, merapikan buku buku ke tas, tak lupa menjinjing tas laptop lalu berangkat ke kampus dengan tergesa gesa.
Mata kuliah pertama ku jam 8 pagi, dan aku baru berangkat jam setengah 8, sialnya tak ada bis atau elf yang lewat lebih cepat. Dapat dipastikan aku akan datang terlambat. Aku menarik nafas mencoba menenangkan diri, "ah gak apa apa, ini karena aku belum terbiasa, kedepannya aku harus lebih pintar lagi mengatur waktu"
Lalu bis primajasa lewat, akupun segera naik dan duduk. Mencoba menghafal materi yang akan ku presentasikan hari ini bersama kelompok ku dikelas. Ah sejak kapan hidup ku jadi sesibuk ini...
*bersambungKisah Cinta Sederhana (Part 15)
"Cinta, ini buat jajan" Dia membuka tangan ku lalu menaruh uang 50ribu di genggamanku
"Loh gak usah mas, gak apa apa" Aku menatapnya sambil mengembalikan uang
"Ini karena cinta juga kemarin ikut capek bantuin mas jagain stand, anggap aja ini uang gajian cinta, maaf ya mas belum bisa kasih banyak"
"Ih gak apa apa mas, makasih yaa"
"Tau gak kemarin susu murni nya terjual 90 liter loh cinta, jamur nya juga habis 7kg. Awal yang bagus ya"
"Waahh aku ikut seneng ya mas, mudah mudahan bulan depan lancar lagi jualannya"
"Aamiin, oh ya cinta rencana nya mas mau jualan jamur dan susu di area kampus, mas udah ngobrol sama pihak kampus dan kita gak perlu sewa tempat" Matanya berbinar binar
"Bagus dong mas, aku siap bantu"
"Cinta bantuin mas jualan di manakib aja sebulan sekali, kalau buat di kampus nanti mas cari yang kerja. Mas gak mau kuliah cinta keganggu"
"Oh oke mas, mudah mudahan lancar ya mas" Aku tersenyum tulus. Aku selalu salut dengan cara berfikirnya, dengan keberanian dan semangat nya. "Di masa depan, pasti dia jadi orang sukses, dan semoga aku menjadi salah satu orang yang mengantarkannya ke gerbang kesuksesan" Kataku dalam hati.
"Oh ya cinta ada satu kabar baik lagi" Katanya
"Apa mas? "
"Mas dikasih uang sama bapak, rencananya uangnya mau mas beliin motor, jadi kita nanti bisa jalan jalan pake motor sendiri"
"Wah beneran mas? "
"Iya beneran, tapi cinta jangan mikir mas mau beli motor bagus ya, uangnya gak banyak tapi cukup buat beli motor bekas"
"Gak apa apa mas, mas mau punya motor aja aku udah seneng banget, jadi kita gak perlu minjem lagi sama Ambar atau a Windu kalau mau jalan jalan" Aku tertawa sumringah, membayangkan nanti bisa lebih sering jalan jalan dan diantar pulang sama pacar
***
Aku sudah di perjalanan pulang naik angkot, jarak dari kampus ke rumah cukup jauh, bisa satu jam kalau naik kendaraan umum.
Di angkot ini biasanya aku sering melamun, kadang dapat inspirasi juga. Nah di perjalanan kali ini aku terfikir untuk jualan makanan, kebetulan sekali adik ku masih duduk di Bangku SMK. Makanan pedas dengan harga seribuan bakalan jadi produk yang pas untuk anak anak SMK.
Sesampainya dirumah aku langsung ngobrol dengan adik perempuanku. Ku tanya apa dia bersedia di titipin barang jualan, dan ternyata dia setuju. Alhamdulillah adik ku bukan tipe anak yang gengsian jadi jalan ku untuk jualan makanan terlihat akan mulus.
Aku terfikir untuk menjual cimol goang basah, karena itu salah satu keahlian ku di bidang cemilan selain jamur crispy. Aku dan adik ku selalu iseng iseng membuat cemilan kalau hari libur, cimol goang salah satunya. Aku sudah lumayan handal membuatnya, hafal di luar kepala.
Setelah beres ngajar di kursusan, aku segera belanja ke warung grosiran untuk membeli tapioka, terigu, penyedap dan plastik pembungkus.
Lalu mampir ke warung belakang rumah untuk membeli bawang putih, bawang merah, kencur, dan cabe rawit.
Aku hitung semua modal dan ku prediksi kan harus jadi berapa bungkus untuk harga jual 1000 agar bisa mendapatkan untung.
Malam itu juga aku langsung eksekusi, ku campur terigu dan tapioka di baskom besar, di guyur dengan air panas sambil di aduk, tak lupa pakai garam dan penyedap. Setelah adonan kalis, aku bentuk bulat kecil kecil seukura cimol pada umumnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 11 malam, aku baru beres membulat bulatkan adonan, sementara orang orang rumah sudah lelap tidur dari jam 9. "Waahh cari uang memang gak gampang" Gumamku dalam hati. Aku segera menutup adonan yang sudah dibentuk dengan plastik bersih, lalu bergegas ke kamar mandi untuk gosok gigi, cuci tangan dan tidur.
***
Keesokan paginya, aku bangun lebih awal. setelah sholat subuh aku bergegas ke dapur mendahului mamah. Aku ulek bumbu bumbu menggunakan ulekan kayu, ah akan lebih gampang kalau mamah punya ulekan batu.
Selagi mengulek bumbu, aku merebus cimol yang semalam sudah ku bentuk. Ya memang cimolnya direbus bukan digoreng.
Setelah bumbu halus aku tumis sampai matang baru cimol nya aku aduk kedalam bumbu. Belum berhenti sampai disitu, setelah cimol hangat, aku lanjut membungkusnya kedalam plastik plastik kecil, hari ini sesuai prediksi, jadinya 30 bungkus. Aku titip ke adik ku dengan harga 800 rupiah, jadi dia punya keuntungan 200 rupiah sebagai penjual.
Setelah beres, aku bergegas mandi, merapikan buku buku ke tas, tak lupa menjinjing tas laptop lalu berangkat ke kampus dengan tergesa gesa.
Mata kuliah pertama ku jam 8 pagi, dan aku baru berangkat jam setengah 8, sialnya tak ada bis atau elf yang lewat lebih cepat. Dapat dipastikan aku akan datang terlambat. Aku menarik nafas mencoba menenangkan diri, "ah gak apa apa, ini karena aku belum terbiasa, kedepannya aku harus lebih pintar lagi mengatur waktu"
Lalu bis primajasa lewat, akupun segera naik dan duduk. Mencoba menghafal materi yang akan ku presentasikan hari ini bersama kelompok ku dikelas. Ah sejak kapan hidup ku jadi sesibuk ini...
*bersambung