Pages

Kamis, 03 Februari 2022

Kisah Cinta Sederhana (Part 18)



"Cinta, berhenti dulu nangisnya, nanti orang ngira mas ngapa ngapain cinta"
Aku masih sesenggukan
"Mas pesenin bakso ya, apa mie ayam? "
"Mie ayam bakso boleh gak? Laper banget mas" Ternyata memendam rasa cemburu butuh banyak energi juga, untung lah mas Rido berinisiatif membawaku ke tempat Bakso dan mie ayam ini. 
Sambil menunggu pesanan datang, dia kembali bertanya kepadaku kenapa aku menangis dan ada masalah apa. 

"Aku lihat mas sama cewek lain kemarin dan hari ini di stand" Aku mulai jujur
"Cewek yang mana cinta?"
"Yang putih, kurus pake behel, yang duduk sebelahan sama kamu tadi siang, romantis banget pake liatin kamu bikin adonan jamur segala" Sindir ku
"Loh cinta tadi ke kantin? Kenapa gak nyamperin mas ke stand"
"Enggak ah males, gak mau ganggu kalian"
Kataku ketus
"Mas gak ada apa apa sama cewek nya, itu pelanggan susu murni"
"Terus tadi pagi kenapa dia duduk di stand kayak gak ada kerjaan" Aku belum puas dengan jawaban nya
"Dia mau belajar bikin jamur crispy katanya, yaudah mas sekalian liatin, gak ada apa apa itu aja, lagian mas gak bakalan berani godain cewek lain, kan udah ada cinta"
"BOHONG!!! "
"Bener cinta, maafin kalau misal itu bikin cinta gak nyaman, lain kali mas lebih jaga jarak lagi ya" Dia mencoba menenangkan ku. 
"Nama cewek itu siapa?" 
"Nah itu cinta, mas aja lupa namanya hehehe"
Aku tersenyum, kalau namanya aja dia gak hafal berarti memang gak ada yang spesial diantara mereka. 
"Kalau udah senyum berarti udah di maafin ya" Sindirnya
"Aku fikir lagi nanti kalau udah beres makan, laper banget" Aku segera meraih semangkuk mie ayam bakso di depan ku, tanpa basa basi memakannya dengan lahap. Mas rido terlihat hanya menggelengkan kepala, 
"Cinta cemburu ya? Berarti udah sayang banget itu sama mas" Sindirnya
Aku keselek dan segera minum segelas air teh, 
"Aku? Cemburu? Enggak lahh maaasss" Jawabku penuh kepalsuan

***
"Cinta, kita kan udah hampir 5 bulan pacaran"
"Terus? " Aku mengubah posisi tidur ku, menarik selimut bersiap siap tidur ketika mas Rido menelpon
"Cinta udah ngantuk belum? "
"Belum, sok aja kalau mau ngomong mas aku dengerin kok"
"Mas maunya kita gak lama lama pacaran, mas mau serius sama cinta" 
"Serius mau nikah cepet maksudnya mas? " Mataku yang tadinya mengantuk jadi kembali segar
"Iya, tapi mas juga belum punya tabungan, pekerjaan mas juga belum bagus, mas ragu bisa diterima di keluarga cinta" Suaranya terdengar sedih
"Mas udah nanya ke Andri, katanya kalau biaya nikah di sini gak akan cukup kalau cuma 10juta, kecuali cuma di nikah di KUA"
Aku menelan ludah, aku tau adat kebiasaan keluarga besar ku saat menerima laki laki untuk jadi calon mantu. Biasanya ada nominal uang tertentu yang harus dibawa. 
"Nanti aku tanya mamah ya mas, mungkin mamah punya gambaran kira kira mas harus punya uang berapa biar bisa nikahin aku" sebenarnya aku pun tak yakin untuk menanyakan masalah ini sama mamah tapi tak ada salahnya juga kalau mencoba
"Satu lagi cinta, Mas udah bilang sama orang tua mas di Brebes kalau sekarang mas udah punya calon istri"
"Wah beneran mas? Terus gimana? "Aku senang sekaligus terkejut mendengarnya
" Mmm... Sebenernya keluarga mas gak ngizinin mas punya calon istri orang sunda, terutama bapak sama kakek" Nadanya semakin terdengar sedih, 
"Oh yaa? Kenapa? " Aku berusaha kuat, meski hati ku sudah mulai teriris iris rasanya
"Mas gak tau persis alasannya, tapi di keluarga besar mas gak ada satupun yang nikah sama orang sunda"
Harapanku tipis, benteng ini rasanya terlalu tinggi untuk ku lewati. 
"Beberapa waktu yang lalu pas terakhir mas mudik, ada temen bapak punya anak perempuan, berniat menjodohkan mas sama anaknya" Lanjutnya
Hatiku sudah penuh sesak, apa aku harus mundur dari sekarang? Aku tak mau hatiku semakin lama semakin terluka,
"Mas, aku harus gimana? Sepertinya harapanku tipis untuk bisa di terima di keluarga mas" Mataku mulai berkaca kaca
"Mas nanti cari cara lain cinta, mas yakin keluarga mas bisa nerima cinta kalau udah ketemu langsung sama cinta" Lagi lagi dia mencoba menenangkan ku
Tapi hati dan fikiran ku sudah terlanjur gelisah, kupastikan malam ini tak akan bisa tidur dengan nyenyak. 

*bersambung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar