ANALISIS POWER SWOT
PRODUK DIAN PELANGI
‘Dian
Pelangi’ merupakan sebuah brand baju muslim hasil desainer muda bernama Dian
Wahyu Utami atau akrab dipanggil Dian Pelangi. Produk Dian Pelangi yang
sebagian besar berbahan Jumputan dan kain songket khas Indonesia ini mampu
menyedot pasar domestik dan luar negeri. Berikut adalah analisis POWER SWOT
dari Produk Dian Pelangi :
P = Personal Experience
Dengan
bekal pendidikan tata busana yang didapat ketika SMK, Dian pelangi mampu
merancang busana-busana Muslim yang tidak pernah terfikirkan oleh orang lain
sebelumnya. Istilah jumputan yang menjadi trend dari
desain Dian Pelangi di ambil dari istilah sebuah kain Palembang koleksi ibunya.
Dengan tekat yang besar dan pengalaman orang tuanya yang lebih dulu, Dian
Pelangi mengoptimalisasikan cita – citanya dengan membuaka butik perdana di
Palembang. Selama
ini, Dian melakukan sendiri desain, marketing hingga promosi. Mulai dari benang hingga
menjadi busana siap pakai semua dikerjakannya sendiri. Dengan keberadaan pabrik
kain milik orang tuanya menjadi hal yang mungkin bagi Dian untuk melakukan
semua hal tersebut sendiri.
Hingga saat ini,
semua produk Dian Pelangi mulai dari pakaian hingga aksesori diproduksi
sendiri. Hal tersebut membuktikan bahwa pengalaman juga bisa menjadi bekal di
kehidupan nantinya, bukan semata-mata dari pendidikan formal. Dengan pengalamannya merancang busana-busana muslim,
produk Dian pelangi sudah mampu menembus pasar domestik dan Internasional.
O= Order-
strengths or weaknesses,
opportunities or threats.
Adanya
anggapan bahwa busana muslim terkesan kuno merupakan salah satu kelemahan dari
pemasaran produk muslim selama ini. Namun Dian pelangi mampu membuat kelemahan
tersebut menjadi sebuah kekuatan dari produk baju-baju muslimnya. Berbahan kain
jumputan dan songket yang bergradasi warna cerah, desain yang stylish, hingga
proses produksi yang dilakukan oleh tangan seniman berbakat (Handmade) sehingga
lebih unik dan bernilai seni tinggi merupakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki
oleh produk Dian Pelangi.
Idenya yang
segar dan kejelian melihat peluang adalah senjata ampuh Dian menaklukkan pasar
lokal maupun global. Masyarakat muslim
saat ini terus bertambah, para insan sadar fashion
di Indonesia pun,
termasuk yang muslim, menggemari produk yang beda namun dengan harga
reasonable. Saat kain jumputan masih identik dengan acara formal dan kaum
berusia matang, Dian justru mendobrak dengan inovasi dan modifikasi jumputan
berwarna cerah untuk baju muslim sehari-hari agar kaum muda juga suka
memakainya. Meskipun sempat kaget dengan permintaan pasar yang melonjak,
Dian juga tetap berusaha menjaga eksklusivitas labelnya. Peningkatan
produksi pasti diusahakan agar pencinta produk DP bisa terpenuhi. Sampai saat ini produk Dian pelangi sudah mampu
menggebrak pasar domestik dan pasar internasional diantaranya : Malaysia,
Turki, Saudi Arabia, Afrika, London, Australia dan Eropa.
Meskipun
begitu, kelemahan dari produk dian pelangi ini adalah hanya terbatas
memproduksi busana muslim, Dian pelangi belum memproduksi baju-baju bermodel
‘Minim’ sehingga produk ini lebih banyak di konsumsi oleh masyrakat muslim dan
ekspor ke negara-negara non muslim pun jumlahnya terbatas. Segmen Produk Dian
Pelangi ini juga masih terkonsentrasi untuk segmen kalangan atas (High Class),
harga produknya pun masih relatif mahal, sehingga belum terjangkau oleh
kalangan menengah ke bawah.
Sebagai
ancaman dari produk ini yang sangat terasa adalah adanya barang tiruan yang
begitu banyak terutama yang berproduksi di dalam negeri yang juga membidik
pasar internasional. Bahkan ada beberapa produsen baju muslim yang mengaku
bermerek Dian pelangi, namun dengan harga murah dan kualitas yang jauh dari
aslinya, bahan nya luntur dan mudah rusak, sehingga menurunkan citra positif
dari produk Dian Pelangi. Menanggapi ancaman ini, Dian pelangi yakin bahwa
produknya tidak akan kalah bersaing karena kualitasnya lebih baik, selain itu
produk-produk Dian pelangi hanya di jual di outlet-outlet resmi Dian Pelangi
agar para pelanggan bisa mendapatkan produk asli Dian Pelangi.
W = Weighting.
STRENGTH
|
OPPORTUNITY
|
45%
|
30%
|
WEAKNESS
|
THREAT
|
15%
|
10%
|
E = Emphasize detail
Dian Pelangi merekrut karyawan-karyawan yang kompeten, ahli dan mempunyai
rasa seni yang tinggi. Dari awal pemilihan benang, pembuatan kain, sampai
dengan barang jadi, Dian pelangi memproduksi dan mengawasinya sendiri. Dian
pelangi juga bergabung dengan perusahaan Garmen ayahnya dengan tujuan untuk
menjaga kualitas bahan yang akan di proses. Dian Pelangi memilih
Penenun-penenun terbaik untuk menenun songket andalannya, karyawan-karyawan
lain nya seperti penjahit, dan pemasang manik-manik/aksesoris pun dipilih
secara khusus agar hasilnya bisa maksimal.
Produksi kain sudah menggunakan mesin-mesin canggih, terkecuali untuk
kain songket yang masih ditenun secara tradisional, dan beberapa motif kain
jumputan yang juga dikerjakan langsung oleh pekerja. Memang membutuhkan waktu
yang relatif lebih lama, namun hasilnya lebih halus, rapih, detail dan
memuaskan. Bermodalkan usaha garmen milik ayahnya dan juga butik baju muslim
milik ibunya, Dian pelangi mampu mengembangkan produk dan terus menjaga
kualitas barang yang dihasilkannya.
R = Rank and prioritize
1. Strength : 45%
2. Opportunity : 30%
3. Weakness : 15%
4. Threat : 10%
Kesimpulan : Produk
Dian Pelangi memiliki banyak kelebihan/kekuatan (45%) dari pada elemen-elemen
analisis lainnya. Hal ini menunjukan bahwa produk ini dapat bersaing dan layak dipasarkan
ke pasar Domestik dan Internasional
karena memiliki ciri khas yang kuat, terutama untuk pasar Internasional karena
produk ini menggunakan corak batik, kain jumputan dan kain songket khas
Indonesia, sehingga produk ini lebih bernilai seni tinggi dan juga lebih elegan
dari pada produk baju muslim lainnya.
terimakasih telah berbagi artikel menarik yang bermanfaat Kak...
BalasHapusSoftware Kasir Android Gratis