Selasa, 05 Juli 2022
keyakinan
Senin, 06 Juni 2022
Beruntung ❤
Jumat, 03 Juni 2022
Allah itu Maha Kaya
Selasa, 31 Mei 2022
Tentang Mimpi dan Cita cita
Minggu, 22 Mei 2022
Gadis dengan impian yang sederhana
Selasa, 01 Maret 2022
Kisah Cinta Sederhana Part 24
Minggu, 20 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana (Part 23)
Tak terasa 5 hari sudah perjalanan mudik ku disini, total 4 hari di Brebes dan 1 hari di purwokerto, tempat dimana Mbak nya Mas Rido tinggal.
Semua keluarga Mas Rido baik, ramah dan menerima aku apa adanya. Mereka tau kalau aku sama seperti cewek sunda kebanyakan : Manja dan nggak begitu rajin mengerjakan pekerjaan rumah.
Semoga cewek sunda ini lolos menjadi salah satu kandidat calon istri mas Rido.
Hari ini kami pamit pulang kembali ke Tasik, dengan dibekali banyak oleh oleh dari bapak dan ibu, kami berangkat menggunakan bis jurusan Purwokerto-Tasikmalaya.
"Gak berasa ya mas liburannya, kayak bentar banget hehehe" Aku melihat ke jendela bis yang sudah bergerak maju memulai perjalanan.
"Gak akan berasa lah, kita kan main terus disana" Jawabnya
Betul, setiap hari kita pasti main ke tempat tempat wisata disana, diantaranya Waduk penjalin, kebun teh Kaligua, lalu ke alun alun purwokerto di hari terakhir.
"Kira kira bapak sama ibu ngasih restu gak ya buat kita mas?" Tanya ku harap harap cemas
"Cinta inget gak yang pas kita dateng ke rumah mbah? "
"Yang di belakang rumah? "
"Iya, itu mas di suruh bapak buat bawa cinta ke Mbah" Jelasnya
"Oh terus buat apa? "
"Ya buat silaturahmi lah, dan Mbah juga bilang kalau Mas suatu hari nikah sama Cinta insyaallah gak akan kenapa napa"
"Jadi? "
"Jadi ya kita di restuin, tinggal gimana caranya cari uang 20juta sesuai syarat dari mamah biar kita bisa segera nikah"
"Hah? Beneran? Aku seneng bangettt mass!! Aku juga mau giat kerja buat bantuin mas ngumpulin uang"
"Makasih yaa cinta, mas juga bakalan lebih semangat lagi kerjanya" Dia tersenyum tulus penuh rasa sayang
***
"Mas, aku dapat tawaran ngajar" Aku menyuapkan bekal makan yang ku masak sendiri hari ini
"Ngajar dimana cinta?"
"Di SMK , mas tau Luqy gak? Temen sekelas aku yang sekarang udah nikah, yang suka bawa mobil sedan item? "
"Ohhh cowok yang pernah deket sama cinta?" Sindirnya
"Hehehe ya begitulah" Aku tersipu malu, sebelum dekat sama mas rido, aku sudah melanglang buana dekat dengan beberapa cowok di kampus yang sesuai kriteria ku walau ujung ujung nya kepentok pesona nya Mas Rido
"Dia punya pesantren mas, nah tahun ini dia bikin sekolah SMK, butuh beberapa tenaga pengajar, aku di tawarin ngajar disana" Jelasku rinci
"Cinta kan kuliah, gak bentrok tah? "
"Enggak, jadwal ngajar akan di sesuaikan dengan jadwal kuliah aku, gak tiap hari juga sih aku ngajar nya, cuma ngisi posisi guru yang masih kosong aja, gimana? "
"Oke, maju aja cinta. Kesempatan bagus buat nambah pengalaman cinta, mas dukung 100%" Dia mengacungkan 2 jempol nya
"Yeaayyy!! Makasih mass!!" Aku bersorak kegirangan
***
Ini hari pertama ku mengajar di SMK. Aku memilih menggunakan Jeans dan kemeja tunik karena setelah mengajar aku langsung tancap ke kampus untuk kuliah.
Murid ku dikelas X ini baru 5 orang, laki laki semua. Mereka semua adalah santri di pesantren itu yang sekarang merangkap jadi murid baru di sekolah yang didirikan pesantren juga.
Aku yang hanya punya pengalaman mengajar anak SD di kursusan, cukup grogi untuk memulai mengajar anak yang lebih besar, apalagi muridku ini laki laki semua dan yaah sebagian ada yang cuek, hanya satu orang saja yang terlihat serius dan sopan.
Aku sudah menyusun materi bahasa Inggris lengkap dengan game dan hadiahnya. Tak ada bedanya anak SD dengan SMK ku fikir akan sama sama seru kalau materi belajar di padukan dengan game.
Benar saja, cara ini cukup efektif. Yang cuek dan masa bodoh dikelas, sudah mulai tertarik. Anak anak yang banyak melakukan kesalahan penuh dengan coretan bedak di wajahnya, dan yang paling banyak menjawab benar mendapatkan hadiah 1 batang coklat Silverqueen.
Ada kebanggaan tersendiri melihat anak anak begitu excited belajar, memberikan energi positif buat ku juga agar lebih kreatif lagi kedepannya.
***
"Cinta, main ke kursusan mas yuk kan udah lama cinta gak nengok kursusan"
Ya, sejak lulus level 2 di kursusan bahasa inggrisnya mas rido, otomatis aku jadi alumni dan jarang main kesana.
Mas Rido tinggal di rumah salah satu dosen tempat kami kuliah. Beliau sudah sangat berumur mungkin usianya sudah hampir 70 tahun tapi masih aktif mengajar mata kuliah Tasawuf di kampus, pak H. Ahdi namanya.
Beliau ini dulu nya pernah belajar di kampung inggris Pare kediri, tempat dimana mas rido mengajar bahasa inggris.
Pak H. Ahdi yang sudah berumur namun masih semangat mencari ilmu ini otomatis menjadi murid nya mas rido di kampung inggris sana.
Setelah beres belajar Bahasa Inggris selama berbulan bulan di kediri, pak H Ahdi lalu pulang kembali ke tasikmalaya. Dan Mas rido yang galau karena putus dengan pacarnya yang sempat dia perjuangkan dulu, tapi terbentur restu orang tua sang pacar sampai hubungan mereka harus kandas ditengah jalan, akhirnya memutuskan untuk pergi ke jogja dengan harapan disana bisa sukses buka kursusan bahasa inggris dengan menumpang hidup di kosan salah satu temannya.
Malang, bukan kesuksesan yang dia raih disana, uang nya malah habis tak bersisa sampai makan pun ikut numpang ke temennya.
Di saat itu lah Pak H. Ahdi sang murid tertua nya mas Rido di kampung inggris pare ini menelpon untuk menanyakan kabar.
Beliau mengajak mas Rido untuk tinggal ditasik dan menjalankan kursusan bahasa inggris disana.
Singkat cerita, berbekal uang 150ribu hasil pinjaman ke teman nya di jogja, berangkatlah mas rido ke tasikmalaya, menemui pak H. Ahdi yang sekarang sudah seperti bapak kedua baginya.
Mas Rido diberi tempat untuk tinggal. Satu ruangan di belakang untuk dia tidur, satu ruangan di depan untuk kursusan. Tak hanya itu, pak H. Ahdi pula yang mendaftarkan mas Rido untuk kuliah di Jurusan Ekonomi, menanggung makan nya pula sehari hari.
Mas Rido merasa jasa pak H. Ahdi terlalu besar, dia tak mau lagi banyak merepotkan makanya dia kerja keras juga agar bisa membiayai kuliah nya sendiri dan bisa beli makan sendiri.
"Hay" Dia mengagetkan ku "kok ngelamun? "
"Enggak, gak kenapa napa" Aku berkeliling melihat ruangan kursusan, melihat tempat mas rido tidur, hanya ranjang kayu tanpa kasur. Membayangkan betapa pinggang ku akan sakit kalau tidur diatas papan keras itu.
"Kalau suatu hari kita nikah, kita masih tinggal disini mas? " Tanyaku iseng
"Ya enggaklah, masa tinggal disini bawa istri cantik. Mas akan siapkan tempat tinggal terbaik buat cinta biar nyaman"
"Emang kita kalau nikah gak akan tinggal dirumah orang tua aku mas? "
"Enggak, kita ngontrak aja yaa walau sepetak asal nyaman buat kita berdua" Balasnya
Aku menghela nafas, tak pernah terbayangkan sebelumnya aku akan memulai hidup berumah tangga di kontrakan sepetak, bayangan ku dulu setelah menikah aku tinggal dirumah besar berlantai dua, ada garasi dan taman kecilnya.
Ah sudahlah, lagian hidup memang tidak selalu berjalan seperti apa yang kita bayangkan.
"Cinta, mungkin sekarang mas nggak punya apa apa, tapi mas janji akan sekuat tenaga berjuang buat cinta, biar cinta bisa dapat kehidupan yang layak setelah menikah sama mas" Tatapan nya sendu, tapi aku yakin tak ada keraguan di dalam nya.
"Aku tau, aku pilih kamu karena aku tau kamu pekerja keras" Aku membalasnya dengan senyuman, meski hati ku tak karuan.
Andai dulu ku terima pinangan sang bos kredit, mungkin hidup ku sudah lebih baik sekarang. Tak perlu capek ngajar di sekolah dan kursusan, gak perlu hidup ngirit, mungkin saja aku sudah punya mobil bagus hari ini.
Ah, lupakan.
Ini jalan yang sudah aku pilih sendiri, dan harus aku jalani sebaik baiknya, jangan lagi ada kata penyesalan.
Aku akan bahagia bersamanya, meskipun tak punya harta, tapi dia punya sesuatu yang jarang laki laki lain punya : Ketulusan, semangat, kerja keras.
Ya, aku yakin semua mimpi ku akan terwujud bersama nya walau mungkin prosesnya panjang, aku akan dengan sabar menempuh perjalanan panjang ini bersama nya.
*bersambung
Senin, 14 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana (Part 22)
Rabu, 09 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana (Part 21)
Selasa, 08 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana (Part 20)
Senin, 07 Februari 2022
Target besar 2022
Sabtu, 05 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana Part 19
Kamis, 03 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana (Part 18)
Rabu, 02 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana (part 17)
Selasa, 01 Februari 2022
Kisah Cinta Sederhana (part 16)
Aku sedang sibuk bolak balik menghafal materi presentasi di Bis, terlihat layar HP ku menyala dan bergetar
"Cinta dimana?"
Ada telpon masuk dari Mas Rido ternyata,
"Mas, aku di Jalan. Duh kayaknya aku telat deh tadi ngurusin dulu bikin cimol soalnya" Aku mulai menyesali kecerobohan ku mengatur waktu sampai super kesiangan ke kampus
"Ya udah, kalau udah nyampe kampus kabarin mas ya, mas ada surprise" Katanya dengan nada jail
"Oke mas, ya udah ini aku udah mau turun bis bentar lagi" Ku tutup telpon, lalu berjalan pelan ke depan mendekati pintu bis, membayar ongkos pada kondektur, lalu keluar saat Bis berhenti.
Sesekali aku mengecek jam tangan, aku sudah pasrah kalaupun harus kesiangan, ini memang ulah ku sendiri.
Aku mengeluarkan HP dan mencoba mengirim pesan pada salah satu sahabat ku.
-Udah masuk belum di ruangan mana?-
Aku menyetop angkot lalu duduk dan membuka HP ku lagi
-Udah masuk dari tadi, tapi hari ini gak jadi presentasi- Ema membalas pesan ku
"Aahhh syukurlah" Ucapku dalam hati,
Sesampainya di kampus aku segera menuju gedung baru, sepintas aku melihat mas Rido di ruangan kelas paling depan.
Aku menuju ruangan kelas pojok, dengan takut mengetuk pintu, meminta maaf karena terlambat dan bertanya apa aku di izinkan masuk, mengingat aku telat sampai kurang lebih satu jam lamanya.
Beruntungnya, dosen ku hari ini sedang berbaik hati mengizinkan aku masuk. Dengan perasaan lega aku masuk lalu mengambil tempat duduk, tak lupa berjanji pada diri sendiri untuk lebih bijak dalam mengatur waktu kuliah dan jualan.
***
"Cinta, mas tunggu depan mesjid ya" Aku membaca pesan di layar HP ku sekilas.
Hari ini hanya ada dua mata kuliah, aku bisa pulang lebih cepat. Aku pun tak sabar ingin tau apakah cimol ku laku atau tidak.
Setelah bubar mata kuliah terakhir, aku bergegas ke mesjid menemui mas Rido yang sudah melambai lambai dari kejauhan.
Aku melihat motor putih terparkir di depan mesjid.
"Cinta, ini motor baru mas!! " Katanya penuh semangat.
"Oh iyaa bagus mass" Aku bingung antara mau bahagia atau sedih. Karena ternyata mas Rido membeli motor CB tua, kenapa awalnya aku berfikir dia mau membeli motor matic ya?
"Mulai hari ini mas bisa anter cinta pulang! Cinta seneng gak? "
"Oh iya seneng mas hehehee" Aku mencoba menghibur diri, motor CB tua ini lebih baik daripada gak punya motor sama sekali.
"Tenang cinta, ini mesin nya masih bagus kok gak akan sering mogok" Jelas nya
"Berarti masih berpotensi Mogok ya mas? " Aku cuma gak bisa bayangin aja kalau harus turun dan jalan kaki karena dia mogok ditengah jalan.
"Enggak, percaya sama mas. Hayu sekarang naik, mas anterin pulang" Katanya penuh semangat
Aku pasrah dan naik motor CB ini dengan perasaan campur aduk. Melewati tugu dan gerbang kampus, melewati kumpulan mahasiswa lain di depan sana.
Selain batik dan misting couple, aku bisa mengklaim kalau kita satu satunya pasangan dikampus ini yang pacaran pake motor CB tua.
Wah, seharusnya kita sudah dapat penghargaan pasangan terunik sepanjang masa.
***
Sesampainya dirumah aku segera mencari adik ku, Tuti.
"Tut gimana? " Tanya ku dengan harap harap cemas
"Habis teh semuanya, kurang malah besok pada pesen lagi"
"Waaahhh!!! " Aku melonjak bahagia, segera mengabari mas Rido yang duduk di ruang tengah rumah
"Mas, cimol aku habisss! Itu yang aku ceritain semalem aku mau jualan cimol"
"Alhamdulillah, hebat cinta. Mas bangga dengernya"
"Ih aku juga gak nyangka mas, seneng bangett" Aku melompat lompat, lalu menghitung uang yang disetorkan Tuti.
"Uang ini mau aku modalin semuanya buat besok ya mas, aku mau nambah jadi 40 bungkus buat besok"
"Boleh, penambahannya bertahap aja cinta, nambah 10 masih oke. Jangan langsung banyak karena jualan makanan apalagi yang model nya kayak cimol basah itu resikonya tinggi" Jelasnya
"Iya juga ya mas"
"Jualan makanan itu untung nya sedikit, jadi harus pinter pinter memprediksi jumlah nya biar gak banyak sisa, kalau banyak sisa lalu basi itu nanti kamu rugi, cuma dapet cape nya aja" Lanjutnya.
"Oh oke noted, aku bakalan fikirkan itu baik baik. Makasih ya mas"
Aku tersenyum penuh kemenangan hari ini. Level baru sudah ku jebol lagi.
*bersambung
Senin, 31 Januari 2022
Kisah Cinta Sederhana (Part 15)
"Cinta, ini buat jajan" Dia membuka tangan ku lalu menaruh uang 50ribu di genggamanku
"Loh gak usah mas, gak apa apa" Aku menatapnya sambil mengembalikan uang
"Ini karena cinta juga kemarin ikut capek bantuin mas jagain stand, anggap aja ini uang gajian cinta, maaf ya mas belum bisa kasih banyak"
"Ih gak apa apa mas, makasih yaa"
"Tau gak kemarin susu murni nya terjual 90 liter loh cinta, jamur nya juga habis 7kg. Awal yang bagus ya"
"Waahh aku ikut seneng ya mas, mudah mudahan bulan depan lancar lagi jualannya"
"Aamiin, oh ya cinta rencana nya mas mau jualan jamur dan susu di area kampus, mas udah ngobrol sama pihak kampus dan kita gak perlu sewa tempat" Matanya berbinar binar
"Bagus dong mas, aku siap bantu"
"Cinta bantuin mas jualan di manakib aja sebulan sekali, kalau buat di kampus nanti mas cari yang kerja. Mas gak mau kuliah cinta keganggu"
"Oh oke mas, mudah mudahan lancar ya mas" Aku tersenyum tulus. Aku selalu salut dengan cara berfikirnya, dengan keberanian dan semangat nya. "Di masa depan, pasti dia jadi orang sukses, dan semoga aku menjadi salah satu orang yang mengantarkannya ke gerbang kesuksesan" Kataku dalam hati.
"Oh ya cinta ada satu kabar baik lagi" Katanya
"Apa mas? "
"Mas dikasih uang sama bapak, rencananya uangnya mau mas beliin motor, jadi kita nanti bisa jalan jalan pake motor sendiri"
"Wah beneran mas? "
"Iya beneran, tapi cinta jangan mikir mas mau beli motor bagus ya, uangnya gak banyak tapi cukup buat beli motor bekas"
"Gak apa apa mas, mas mau punya motor aja aku udah seneng banget, jadi kita gak perlu minjem lagi sama Ambar atau a Windu kalau mau jalan jalan" Aku tertawa sumringah, membayangkan nanti bisa lebih sering jalan jalan dan diantar pulang sama pacar
***
Aku sudah di perjalanan pulang naik angkot, jarak dari kampus ke rumah cukup jauh, bisa satu jam kalau naik kendaraan umum.
Di angkot ini biasanya aku sering melamun, kadang dapat inspirasi juga. Nah di perjalanan kali ini aku terfikir untuk jualan makanan, kebetulan sekali adik ku masih duduk di Bangku SMK. Makanan pedas dengan harga seribuan bakalan jadi produk yang pas untuk anak anak SMK.
Sesampainya dirumah aku langsung ngobrol dengan adik perempuanku. Ku tanya apa dia bersedia di titipin barang jualan, dan ternyata dia setuju. Alhamdulillah adik ku bukan tipe anak yang gengsian jadi jalan ku untuk jualan makanan terlihat akan mulus.
Aku terfikir untuk menjual cimol goang basah, karena itu salah satu keahlian ku di bidang cemilan selain jamur crispy. Aku dan adik ku selalu iseng iseng membuat cemilan kalau hari libur, cimol goang salah satunya. Aku sudah lumayan handal membuatnya, hafal di luar kepala.
Setelah beres ngajar di kursusan, aku segera belanja ke warung grosiran untuk membeli tapioka, terigu, penyedap dan plastik pembungkus.
Lalu mampir ke warung belakang rumah untuk membeli bawang putih, bawang merah, kencur, dan cabe rawit.
Aku hitung semua modal dan ku prediksi kan harus jadi berapa bungkus untuk harga jual 1000 agar bisa mendapatkan untung.
Malam itu juga aku langsung eksekusi, ku campur terigu dan tapioka di baskom besar, di guyur dengan air panas sambil di aduk, tak lupa pakai garam dan penyedap. Setelah adonan kalis, aku bentuk bulat kecil kecil seukura cimol pada umumnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 11 malam, aku baru beres membulat bulatkan adonan, sementara orang orang rumah sudah lelap tidur dari jam 9. "Waahh cari uang memang gak gampang" Gumamku dalam hati. Aku segera menutup adonan yang sudah dibentuk dengan plastik bersih, lalu bergegas ke kamar mandi untuk gosok gigi, cuci tangan dan tidur.
***
Keesokan paginya, aku bangun lebih awal. setelah sholat subuh aku bergegas ke dapur mendahului mamah. Aku ulek bumbu bumbu menggunakan ulekan kayu, ah akan lebih gampang kalau mamah punya ulekan batu.
Selagi mengulek bumbu, aku merebus cimol yang semalam sudah ku bentuk. Ya memang cimolnya direbus bukan digoreng.
Setelah bumbu halus aku tumis sampai matang baru cimol nya aku aduk kedalam bumbu. Belum berhenti sampai disitu, setelah cimol hangat, aku lanjut membungkusnya kedalam plastik plastik kecil, hari ini sesuai prediksi, jadinya 30 bungkus. Aku titip ke adik ku dengan harga 800 rupiah, jadi dia punya keuntungan 200 rupiah sebagai penjual.
Setelah beres, aku bergegas mandi, merapikan buku buku ke tas, tak lupa menjinjing tas laptop lalu berangkat ke kampus dengan tergesa gesa.
Mata kuliah pertama ku jam 8 pagi, dan aku baru berangkat jam setengah 8, sialnya tak ada bis atau elf yang lewat lebih cepat. Dapat dipastikan aku akan datang terlambat. Aku menarik nafas mencoba menenangkan diri, "ah gak apa apa, ini karena aku belum terbiasa, kedepannya aku harus lebih pintar lagi mengatur waktu"
Lalu bis primajasa lewat, akupun segera naik dan duduk. Mencoba menghafal materi yang akan ku presentasikan hari ini bersama kelompok ku dikelas. Ah sejak kapan hidup ku jadi sesibuk ini...
*bersambungKisah Cinta Sederhana (Part 15)
"Cinta, ini buat jajan" Dia membuka tangan ku lalu menaruh uang 50ribu di genggamanku
"Loh gak usah mas, gak apa apa" Aku menatapnya sambil mengembalikan uang
"Ini karena cinta juga kemarin ikut capek bantuin mas jagain stand, anggap aja ini uang gajian cinta, maaf ya mas belum bisa kasih banyak"
"Ih gak apa apa mas, makasih yaa"
"Tau gak kemarin susu murni nya terjual 90 liter loh cinta, jamur nya juga habis 7kg. Awal yang bagus ya"
"Waahh aku ikut seneng ya mas, mudah mudahan bulan depan lancar lagi jualannya"
"Aamiin, oh ya cinta rencana nya mas mau jualan jamur dan susu di area kampus, mas udah ngobrol sama pihak kampus dan kita gak perlu sewa tempat" Matanya berbinar binar
"Bagus dong mas, aku siap bantu"
"Cinta bantuin mas jualan di manakib aja sebulan sekali, kalau buat di kampus nanti mas cari yang kerja. Mas gak mau kuliah cinta keganggu"
"Oh oke mas, mudah mudahan lancar ya mas" Aku tersenyum tulus. Aku selalu salut dengan cara berfikirnya, dengan keberanian dan semangat nya. "Di masa depan, pasti dia jadi orang sukses, dan semoga aku menjadi salah satu orang yang mengantarkannya ke gerbang kesuksesan" Kataku dalam hati.
"Oh ya cinta ada satu kabar baik lagi" Katanya
"Apa mas? "
"Mas dikasih uang sama bapak, rencananya uangnya mau mas beliin motor, jadi kita nanti bisa jalan jalan pake motor sendiri"
"Wah beneran mas? "
"Iya beneran, tapi cinta jangan mikir mas mau beli motor bagus ya, uangnya gak banyak tapi cukup buat beli motor bekas"
"Gak apa apa mas, mas mau punya motor aja aku udah seneng banget, jadi kita gak perlu minjem lagi sama Ambar atau a Windu kalau mau jalan jalan" Aku tertawa sumringah, membayangkan nanti bisa lebih sering jalan jalan dan diantar pulang sama pacar
***
Aku sudah di perjalanan pulang naik angkot, jarak dari kampus ke rumah cukup jauh, bisa satu jam kalau naik kendaraan umum.
Di angkot ini biasanya aku sering melamun, kadang dapat inspirasi juga. Nah di perjalanan kali ini aku terfikir untuk jualan makanan, kebetulan sekali adik ku masih duduk di Bangku SMK. Makanan pedas dengan harga seribuan bakalan jadi produk yang pas untuk anak anak SMK.
Sesampainya dirumah aku langsung ngobrol dengan adik perempuanku. Ku tanya apa dia bersedia di titipin barang jualan, dan ternyata dia setuju. Alhamdulillah adik ku bukan tipe anak yang gengsian jadi jalan ku untuk jualan makanan terlihat akan mulus.
Aku terfikir untuk menjual cimol goang basah, karena itu salah satu keahlian ku di bidang cemilan selain jamur crispy. Aku dan adik ku selalu iseng iseng membuat cemilan kalau hari libur, cimol goang salah satunya. Aku sudah lumayan handal membuatnya, hafal di luar kepala.
Setelah beres ngajar di kursusan, aku segera belanja ke warung grosiran untuk membeli tapioka, terigu, penyedap dan plastik pembungkus.
Lalu mampir ke warung belakang rumah untuk membeli bawang putih, bawang merah, kencur, dan cabe rawit.
Aku hitung semua modal dan ku prediksi kan harus jadi berapa bungkus untuk harga jual 1000 agar bisa mendapatkan untung.
Malam itu juga aku langsung eksekusi, ku campur terigu dan tapioka di baskom besar, di guyur dengan air panas sambil di aduk, tak lupa pakai garam dan penyedap. Setelah adonan kalis, aku bentuk bulat kecil kecil seukura cimol pada umumnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 11 malam, aku baru beres membulat bulatkan adonan, sementara orang orang rumah sudah lelap tidur dari jam 9. "Waahh cari uang memang gak gampang" Gumamku dalam hati. Aku segera menutup adonan yang sudah dibentuk dengan plastik bersih, lalu bergegas ke kamar mandi untuk gosok gigi, cuci tangan dan tidur.
***
Keesokan paginya, aku bangun lebih awal. setelah sholat subuh aku bergegas ke dapur mendahului mamah. Aku ulek bumbu bumbu menggunakan ulekan kayu, ah akan lebih gampang kalau mamah punya ulekan batu.
Selagi mengulek bumbu, aku merebus cimol yang semalam sudah ku bentuk. Ya memang cimolnya direbus bukan digoreng.
Setelah bumbu halus aku tumis sampai matang baru cimol nya aku aduk kedalam bumbu. Belum berhenti sampai disitu, setelah cimol hangat, aku lanjut membungkusnya kedalam plastik plastik kecil, hari ini sesuai prediksi, jadinya 30 bungkus. Aku titip ke adik ku dengan harga 800 rupiah, jadi dia punya keuntungan 200 rupiah sebagai penjual.
Setelah beres, aku bergegas mandi, merapikan buku buku ke tas, tak lupa menjinjing tas laptop lalu berangkat ke kampus dengan tergesa gesa.
Mata kuliah pertama ku jam 8 pagi, dan aku baru berangkat jam setengah 8, sialnya tak ada bis atau elf yang lewat lebih cepat. Dapat dipastikan aku akan datang terlambat. Aku menarik nafas mencoba menenangkan diri, "ah gak apa apa, ini karena aku belum terbiasa, kedepannya aku harus lebih pintar lagi mengatur waktu"
Lalu bis primajasa lewat, akupun segera naik dan duduk. Mencoba menghafal materi yang akan ku presentasikan hari ini bersama kelompok ku dikelas. Ah sejak kapan hidup ku jadi sesibuk ini...
*bersambung
Minggu, 30 Januari 2022
Kisah Cinta Sederhana (part 14)
Hari ini untuk pertamakali nya kita berdua mencoba peruntungan membuka stand makanan di acara Manakiban.
Setelah sebelumnya kita berdua sering bereksperimen, mulai dari mencampurkan susu dengan gula cair dan essence buah, sampai mendapatkan takaran manis dan rasa yang pas.
Lalu entah sudah berapa kali juga aku praktek membuat jamur crispy dirumah, sampai ketemu trik agar crispy nya bertahan lama. Kita juga pilih pilih tambahan bumbu sebagai variasi rasa nya, dan munculah 3 varian rasa di menu jamur crispy kita : Original, balado, keju dan jagung.
Selesai perkuliahan kita langsung meluncur ke area Pesantren, beres beres stand di bantu teman teman mas rido.
Sementara Mas Rido mengambil stok susu segar ke salah satu tempat penampungan susu , aku sudah bersiap siap mengeluarkan bahan bahan untuk jamur crispy
Setelah stock susu datang, aku menunda dulu pekerjaan utama ku sebagi chef Jamur, membantu mas Rido menghangatkan susu di panci besar. Lalu memindahkan nya sebagian ke Teko plastik agar mudah dituang kalau ada yang beli.
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, belum ada pengunjung yang tertarik membeli dagangan kita. Jujur mental ku mulai down, saat itu aku sudah beres menggoreng satu toples besar jamur, kalau nggak ada yang beli sayang sekali. Mas rido juga sudah nyetock sekitar 20liter susu segar.
Akhirnya, mas rido dengan ide cemerlang nya merekam suara di laptop, begini bunyinya : "susu murni dua ribu, dua ribu" Lalu dia pasang sound kecil, menyetel berulang ulang rekaman suara nya dengan volume yang cukup bisa di dengar oleh orang orang yang lewat di sekitaran stand kita.
Dari situlah pembeli satu persatu mulai berjualan, ada yang beli cup kecil seharga dua ribu rupiah, ada yang beli cup sedang seharga 5000 rupiah, ada yang minta hangat atau dingin, ada yang request rasa original, melon dan strawbery.
Seiring banyak nya pembeli susu murni, ternyata menarik orang untuk membeli jamur crispy juga, satu toples besar yang tadi ku buat, habis sebelum waktu magrib.
Setelah ikut sholat magrib di kosan salah satu sahabatku, Ema namanya. Aku kembali bergelut membuat jamur crispy dengan begitu bersemangat, kita benar benar sibuk dengan job masing masing, mas Rido dengan susu murni nya yang entah bagaimana langsung diserbu anak anak dan orang dewasa, orang orang berkumpul mengantri didepan stand sederhana kita, sungguh aku takjub melihatnya.
***
Aku sudah izin untuk pulang malam hari ini karena sedang belajar berjualan, dan sudah minta tolong bapak untuk jemput di area manakib jam 8 malam.
Waktu rasanya berlalu cepat, aku masih melayani beberapa pembeli saat bapak menelpon : "bapak udah di pesantren, Enci dimana? " Enci adalah nama panggilan ku dirumah.
"Masih jualan pak, masuk aja aku di depan asrama putra stand nya pak" Lalu aku menutup telpon, kembali melanjutkan pekerjaan ku.
Aku sekilas melihat sosok Bapak sudah ada disamping stand, duduk di stand sebelah yang menjual kopi. Aku memberi isyarat untuk menunggu sebentar.
"Mas, ada bapak jemput aku" Bisik ku
"Oh iya cinta, mas beresin dulu ini" Katanya sambil cekatan menuangkan susu ke cup cup kecil
Setelah stand mulai sepi, mas Rido mendekati tempat duduk bapak. Lalu cium tangan sambil memperkenalkan diri
"Saya Ridho pak, maaf ini desy jadi pulang malam karena bantuin saya jualan"
Sebenernya bapak juga sudah tau sedikit banyak tentang mas Rido, aku sudah cerita sedikit sedikit. Tapi ini pertamakalinya bapak bertemu Mas Rido
"Nggak apa apa, justru bagus desy jadi ada kegiatan posititif" Kata bapak dengan gaya dan suara khas nya
"Mas, aku pamit ya udah kemaleman"
"Iya siap, makasih ya udah bantuin mas, makasih juga pak desy udah di izinin ikut jualan" Mas Rido tersenyum dengan gaya khasnya juga
"Sama sama, bapak malah seneng desy belajar jualan biar tau susah nya cari uang" Kata bapak bercanda.
Aku tertawa kecil, lalu pamit pulang bersama bapak.
Hari ini aku mendapat pengalaman baru lagi, meski badan ku terasa remuk, tapi aku merasa puas dan bahagia.
Pertemuan Bapak dengan Mas Rido malam ini juga di momen yang sangat tepat, secara tidak langsung bapak melihat kegigihan mas Rido berjualan, melihat ekspresi wajah dan nada bicara nya bapak, dipastikan bapak bisa dengan mudah menerima Mas Rido masuk di kehidupan anak nya.
*bersambung